SMPN 23 Kembangkan Bank Sampah dan Manfaatkan Kulit Pisang dari Limbah Kantin

Pengolahan sampah dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di SMPN 23 Surabaya, menjadi potensi wirausaha lingkungan hidup yang paling menguntungkan pada program Eco-preneur yang diselenggarakan Tunas Hijau bersama PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan Pemerintah Kota Surabaya. Pemahaman mengenai sampah membuat timEco-preneur sekolah ini mengubahnya menjadi lembaran uang dengan mengadakan kegiatan bank sampah.

“Setiap anak yang sudah berbelanja Rp. 5.000,00 akan mendapatkan buku rekenin

g bank sampah. Atau bisa dengan langsung menyetorkan sampah kering minimal 2 kilogram seperti sampah kertas atau botol dan gelas plastik. Semua keuntungan dari bank sampah akan digunakan untuk mengembangkan kegiatan tim Eco-preneur,” terang Kun Mariyati, guru pembina tim Eco-preneur SMPN 23.

KOMPOS: Hasil panen yang didapatkan dari keranjang komposter sekolah

Selain sibuk mengolah sampah, tim Eco-preneur SMPN 23 juga memanfaatkan limbah kulit pisang yang didapatkan dari kantin sekolah. “Kami dapat dari kantinnya Wingyo. Di sana Wingyo berjualan pisang goreng dan kami minta kulitnya untuk membuat sirup kulit pisang. Terus kami jadikan minuman kulit pisang yang bisa menurunkan panas, anti radang dan menutrisi rambut tetap sehat,” terang Nurmay Farah, siswi kelas 8 anggota tim Eco-preneurSMPN 23.

KEMASAN SENDIRI: Pembeli minuman karya tim Eco-preneur SMPN 23 Surabaya disarankan untuk menggunakan gelas/botol sendiri yang bisa digunakan berulang kali

Tak butuh waktu lama, minuman yang berbahan kulit pisang itu menarik perhatian banyak siswa ketika pembinaan Eco-preneur, Senin (1/4). “Selain jarang di pasaran dan juga karena khasiatnya yang menggoda teman-teman. Apalagi harga terjangkau. Cukup Rp. 500,00 sudah dapat satu gelas. Sesuai dengan uang saku teman-teman saya,” terang Nurmay Farah, yang juga ketua OSIS SMPN 23.

LARIS MANIS: minuman sirup kulit pisang paling laku

Bagi Farah, tidak cukup sekedar berkegiatan mengolah dan memanfaatkan potensi yang ada di sekolahnya. Timnya juga berinisiatif menyosialisasikan ide bisnisnya melalui jejaring sosial dan mading. “Facebook jenis fanpage kami namanya Eco-preneur SMPN 23 Surabaya Eco School. Di dalamnya kami promosikan bisnis yang sedang dikembangkan agar semakin banyak calon pembelinya,” terang Nurmay Farah. (1man)